Selasa, 08 Oktober 2013

Pengertian Subnetting

Pengertian Subnetting

Subnetting merupakan suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan.

Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP addressyang tidak terpakai tersebut dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.
Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2N – 2 N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID. Terdapat dua macam subnetting: subnetting statis dan variable subneting. Subnetting statis, adalah subnetting di mana semua subnet dalam jaringan menggunakan subnet mask yang sama. IP lokal dan RIP routing versi 1 hanya menyokong subnetting statis. Variable length subnetting memperbolehkan penggunaan subnet mask yang berbeda oleh subnet-subnet dalam jaringan. Sebuah subnet kecil dengan hanya sedikit host membutuhkan sebuah subnet mask yang mengakomodasi subnet-subnet ini saja. Sebuah subnet dengan banyak host mungkin membutuhkan sebuah subnet mask yang berbeda untuk mengakomodasi host-hostnya. Variable length subnetting mengizinkan kita untuk membagi jaringan sehingga memungkinkan untuk menetapkan host yang mencukupi untuk setiap subnet dengan mengubah subnet mask untuk tiap jaringan. RIP versi 2 menyokong variable length subnetting dan begitu juga subnetting statis. RIP versi 1 hanya menyokong kapasitas kelas standar.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan dengan alamat 195.34.136.0 perlu membagi interval alamat menjadi lima jaringan terpisah. Harus terdapat 254 host pada tiga subnet dan 126 host pada dua subnet. Hal ini tidak dapat dilakukan menggunakan subnetting statis karena subnetting statis hanya dapat membagi jaringan menjadi empat subnet dengan masing-masing 254 host atau delapan subnet dengan masing-masing 126 host. Untuk membagi alamat menjadi lima subnet, kita harus menggunakan sejumlah netmask. Empat subnet pertama menggunakan mask 255.255.255.0 dan memiliki 254 host pada masing-masing mask. Subnet pertama kemudian dapat dibagi menjadi dua subnet dengan masing-masing 126 host dan sebuah subnet mask 255.255.255.128. Kemudian akan terdapat tiga subnet dengan masing-masing 254 host dan dua subnet dengan masing-masing 126 host.

IP Address dan Subnetting

Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari kedua perangkat yang berkomunikasi. Dengan menggunakan IPv4, berarti setiap paket akan memiliki 32-bit address komputer pengirim dan 32-bit address komputer penerima dalam IP Header paket.

Format IP address

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Misal :
11000000101010000000101000000001
32 – bit (32 kombinasi angka 0 dan 1)
32 bit angka tersebut dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih manusiawi yakni dalam format bilangan desimal. Caranya adalah dengan membagi angka 32 bit tersebut menjadi 4 bagian masing-masing 8 bit. Setiap bagian tadi disebut octet.
11000000 10101000 00001010 00000001
8 bit 8 bit 8 bit 8 bit
Kemudian untuk setiap 8 bit bilangan biner dapat kita konversi menjadi bilangan desimal, sehingga kita dapatkan 4 buah angka desimal. Cara mengkonversi bilangan biner menjadi bilangan desimal adalah dengan menggunakan tabel berikut ini :
Nilai dalam desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Bit ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8
Yang berarti :
  1. bit ke – 1 bernilai 128
  2. bit ke – 2 bernilai 64
  3. bit ke – 3 bernilai 32
  4. bit ke – 4 bernilai 16
  5. bit ke – 5 bernilai 8
  6. bit ke – 6 bernilai 4
  7. bit ke – 7 bernilai 2
  8. bit ke – 8 bernilai 1
Misal, dengan menggunakan tabel diatas, 8 bit 11110000 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Bit 1 1 1 1 0 0 0 0
Yang berarti nilai desimal dari angka 8 bit 11110000 tersebut adalah 128+64+32+16+0+0+0+0 = 240.
Contoh lagi, 8 bit 10101010 ini dapat kita konversi menjadi bilangan desimal seperti berikut :
Nilai dalam desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Bit 1 0 1 0 1 0 1 0
Yang berarti nilai desimal dari 10101010 adalah 128+0+32+0+8+0+2+0 = 170.
Jadi, dengan metode yang sama, 32 bit angka biner berikut 11000000 10101000 00001010 00000001 dapat kita konversi menjadi bentuk decimal seperti ini :
11000000 10101000 00001010 00000001
192 168 10 1
Setelah kita dapatkan 4 angka desimal kita dapat menuliskannya secara berurutan dengan dipisahkan huruf titik (.) seperti ini 192.168.10.1.
Penulisan IP address dengan format diatas dikenal dengan sebutan dotted-decimal.
32-bit 11000000 10101000 00001010 00000001
Dotted-decimal 192.168.10.1

Prefix-length dan Subnet Mask

32 bit angka biner IP address di bagi menjadi 2 porsi/bagian, network-portion dan host-portion.

Network-portiondapat menunjukkan network address dimana IP address tersebut berada, sedangkan host-portion menunjukkan identitas komputer di dalam network. Di dalam satu network yang sama, semua komputer/host memiliki susunan bit network-portion yang sama.
Diketahui bahwa jumlah total :
network-portion + host-portion = 32.
Lalu, bagaimana kita dapat mengetahui berapa banyak bit-bit yang digunakan sebagai network-portion dan berapa banyak bit-bit untuk host-portion?
Ada 2 cara untuk menentukan besar network-portion dan host-portion:
  1. prefix-length
  2. subnet mask

Prefix-length

Prefix-length menunjukkan berapa banyak jumlah bit-bit pertama dari 32 bit IP address yang digunakan sebagai network-portion.
Jadi, jika sebuah network menggunakan prefix-length /24; maka berarti network tersebut menggunakan 24 bit pertama IP address sebagai network-portion, dan sisa 8 bit IP address terakhirnya merupakan host-portion.
Contoh, sebuah network dengan prefix-length 24; 192.168.1.0/24, maka :
  • Jumlah bit network-portion = 24 bit.
  • Jumlah bit host-portion = 32 – 24 = 8 bit.
32 – bit IP address = 24 – bit network-portion + 8 – bit host-portion.
192 168 1 0
11000000 10101000 00000001 00000000
24 – bit network-portion 8 – bit host-portion
Contoh lagi, sebuah network dengan prefix 26; 172.16.1.128/26, maka :
  • Jumlah bit network-portion = 26.
  • Jumlah bit host-portion = 32 – 26 = 6.
32 – bit IP address = 26 – bit network-portion + 8 – bit host-portion.
172 16 1 128
10101100 00010000 00000001 10000000
26 – bit network-portion 6 – bit host-portion

Subnet mask

Cara lain untuk menentukan berapa banyak bit dalam network-portion dan berapa banyak bit dalam host-portion adalah dengan menggunakan subnet mask.
Seperti halnya IP address, subnet mask juga merupakan 32 angka biner yang dapat diekspresikan dalam bentuk dotted-decimal. Hanya saja, didalam subnet mask semua bit network-portion diwakili oleh angka 1 sedangkan semua bit host-portion akan diwakili oleh angka 0.
  • network-portion → 1
  • host-portion → 0
Contoh, network dengan prefix-length /24; maka :
  • Jumlah bit network-portion = 24.
  • Jumlah bit host-portion = 8.
Maka, 32 angka biner subnet mask-nya adalah 24 angka biner bernilai 1 + 8 angka biner bernilai 0.
11111111 11111111 11111111 00000000
255 255 255 0
Dengan demikian kita dapatkan dotted-decimal subnet mask = 255.255.255.0.
Contoh lagi, sebuah network dengan prefix-length /27; maka :
  • Jumlah bit network-portion = 27.
  • Jumlah bit host-portion = 5.
Maka, 32 angka biner subnet mask-nya adalah 27 angka biner bernilai 1 + 5 angka biner bernilai 0.
11111111 11111111 11111111 1110000
255 255 255 224
Dengan demikian kita dapatkan dotted-decimal subnet mask = 255.255.255.224.
Sebaliknya, sebuah network dengan subnet mask dapat kita ketahui besar prefix-length dengan cara mengkonversi nilai subnet mask ke dalam bentuk bilangan biner kemudian kita hitung jumlah bilangan biner yang bernilai 1.
Contoh, sebuah network dengan subnet mask 255.255.255.192, berapakah prefix-length-nya?
255 255 255 192
11111111 11111111 11111111 11000000
Dengan demikian kita dapatkan bahwa prefix-length-nya adalah /26.

Network Address dan Broadcast Address

Ada beberapa jenis IP address :
  • Host address, IP address yang dapat di assign ke perangkat jaringan seperti komputer atau router.
  • Network address, IP address yang menunjukkan alamat sebuah network
    • Semua host dalam satu network memiliki network address yang sama
    • Network address ini bisa diperoleh dengan cara merubah semua bit dalam host-portion menjadi 0.
    • IP address ini tidak dapat di assign ke perangkat jaringan.
  • Broadcast address, jenis IP address yang digunakan untuk mengirim data ke semua host yang ada dalam satu network.
    • Broadcast address ini bisa diperoleh dengan cara merubah semua bit dalam host-portionmenjadi 1.
Contoh, berapakah network address dan broadcast address dari komputer dengan IP 172.16.4.71/24?
Prefix-length adalah 24, maka :
  • Jumlah bit network-portion = 24.
  • Jumlah bit host-portion = 8.
172 16 4 1
10101100 00010000 00000100 01000111
Untuk mendapatkan :
  • Network address : ubah semua bit dalam host-portion menjadi bernilai 0.
  • Broadcast address : ubah semua bit dalam host-portion menjadi bernilai 1.
susunan bit awal 10101100 00010000 00000100 01000111
susunan bit network addres 10101100 00010000 00000100 00000000
dotted-decimal network address 172 16 4 0
Kita dapatkan network address-nya adalah 172.16.4.0/24.
susunan bit awal 10101100 00010000 00000100 01000111
susunan bit broadcast address 10101100 00010000 00000100 11111111
dotted-decimal broadcast address 172 16 4 255
Kita dapatkan broadcast address-nya adalah 172.16.4.255/24.
Contoh lagi, tentukan network address dan broadcast address dari komputer dengan IP 172.16.4.71/26?
Prefix-length adalah 26, maka :
  • Jumlah bit network-portion = 26.
  • Jumlah bit host-portion = 6.
172 16 4 1
10101100 00010000 00000100 01000111
Untuk mendapatkan :
  • Network address : ubah semua bit dalam host-portion menjadi bernilai 0.
  • Broadcast address : ubah semua bit dalam host-portion menjadi bernilai 1.
susunan bit awal 10101100 00010000 00000100 01000111
susunan bit network addres 10101100 00010000 00000100 01000000
dotted-decimal network address 172 16 4 64
Kita dapatkan network address-nya adalah 172.16.4.64/24.
susunan bit awal 10101100 00010000 00000100 01000111
susunan bit broadcast address 10101100 00010000 00000100 01111111
dotted-decimal broadcast address 172 16 4 127
Kita dapatkan broadcast address-nya adalah 172.16.4.127/24.

Valid Range IP address dan Total IP Valid

Bagaimana cara mengidentifikasi siapa saja yang termasuk kedalam anggota sebuah network? Berapa sajakah IP address yang termasuk dalam sebuah network?
Jika network address dan broadcast address dari sebuah network sudah bisa ditentukan, maka menentukan siapa saja anggota network tersebut adalah hal yang mudah. Valid range IP address adalah semua IP address yang berada diantara network address dan broadcast addrdess, dengan kata lain:
Valid range IP address = network address + 1 s/d broadcast address – 1.
Misalnya sebuah address 192.168.52.130/25 dengan cara diatas dapat kita tentukan bahwa address tersebut memiliki :
  • Network address : 192.168.52.128
  • Broadcast address : 192.168.52.225
  • Valid Range address : 192.168.52.129 s/d 192.168.52.224
Dapat kita simpulkan bahwa dalam sebuah network, valid range IP addressnya adalah semua IP kecuali network address dan broadcast addressnya. Jika kita hitung, maka total host valid address nya adalah semua IP dalam network dikurangi 2, network address dan broadcast address. Formula untuk menghitung jumlah total valid IP dalam sebuah network adalah :
Total IP Valid = 2H – 2, dimana H adalah jumlah bit host.

Unicast, Broadcast, dan Multicast

Dalam TCP/IP, dikenal 3 tipe komunikasi :
  • Unicast
  • Broadcast
  • Multicast
Pada komunikasi unicast, komunikasi terjadi satu ke satu, satu pengirim dan satu penerima.

Pada komunikasi broadcast, komputer mengirimkan data kepada semua host dalam sebuah network menggunakan broadcast address network tersebut sebagai tujuan.
Biasanya paket broadcast terbatas pada satu network lokal yang sama dengan pengirim (limited broadcast), Paket limited broadcast selalu menggunakan 255.255.255.255 sebagai IP address yang dituju.

Akan tetapi, ada juga paket broadcast yang ditujukan kepada semua host dalam network lain (directed broadcast), Paket ini selalu menggunakan broadcast address network tujuan sebagai destination addressnya.

Komunikasi multicast mengirimkan paket dari satu host ke sekelompok host tertentu anggota multicast group yang diwakili oleh IP address multicast. Komunikasi multicast di desain untuk menghemat penggunaan bandwidth. Contoh komunikasi multicast adalah video/audio live streaming dan pertukaran update routing pada beberapa protokol routing.
Host/komputer yang ingin menerima data multicast harus mendaftar (subscribe) untuk menjadi anggota multicast group yang dimaksud. Setiap multicast group diwakili oleh sebuah IP address khusus untuk multicast. Range IP yang digunakan untuk trafik multicast adalah 224.0.0.0 – 239.255.255.255.

IP address Private

Sebagian besar IP address yang ada merupakan IP address publik yang di desain untuk komunikasi network yang dapat terhubung ke Internet. IP address public bersifat unik, hanya dapat di pakai oleh satu mesin/perangkat di dalam Internet.
Namun, ada beberapa blok IP address private yang digunakan untuk network dengan keperluan terbatas, network yang tidak terhubung ke Internet. IP address private bisa dipakai oleh siapapun, hanya saja network yang menggunakan IP address private tidak bisa dan tidak boleh terhubung ke internet secara langsung.
Berikut adalah blok-blok IP address private tersebut :
10.0.0.0/8 10.0.0.0 – 10.255.255.255
172.16.0.0/12 172.16.0.0 – 172.31.255.255
192.168.0.0/16 192.168.0.0 – 192.168.255.255
Komputer – komputer di dalam network yang menggunakan IP address private tidak bisa bebas mengakses Internet secara langsung, diperlukan sebuah teknologi yang disebut Network Address Translation (NAT) untuk ‘mengakali‘-nya.

IP Address tak Terpakai

Selain network address dan broadcast address, ada beberapa jenis IP address lain yang tidak dapat kita gunakan sebagai IP address komputer atau perangkat jaringan yang lain :
  • Default route (0.0.0.0).
  • Loopback (127.0.0.0/8), IP yang digunakan oleh mesin untuk mengirim paket ke mesin itu sendiri.
  • Link-local (169.254.0.0/16), Biasanya otomatis di assign ke host oleh OS ketika tidak tersedia konfigurasi IP atau gagal request DHCP.

Kelas IP Address

IP address dikelompokkan menjadi 5 kelas, A,B,C,D, dan E. Pengalamatan network dengan menggunakan blok IP address dengan nilai prefix-length default disebut classful addressing.
Kelas Nilai Oktet Pertama Network (N) dan Host (H) Subnet mask Prefix-length Total IP per network
A 1 – 127 N.H.H.H 255.0.0.0 /8 224 – 2 = 16.777.214
B 128 – 191 N.N.H.H 255.255.0.0 /16 216 – 2 = 65.534
C 192 – 223 N.N.N.H 255.255.255.0 /24 28 – 2 = 254
D 224 – 239 (Multicast) - - -
E 240 – 255 (Experimental) - - -
Pada kenyataannya, sistem pengalamatan yang sering dipakai di lapangan adalah classless addressing, dimana nilai prefix-length pada blok IP address yang digunakan dalam network disesuaikan dengan jumlah anggota host yang dibutuhkan.

Subnetting

Jika kita menggunakan classful addressing, maka satu buah network kelas A dapat menampung total jumlah host sebanyak 16.777.214 host, dan kelas B dapat menampung host sebanyak 65,534 host.
Desain network seperti ini sangat tidak efisien. Misalkan untuk network dengan jumlah komputer 100 buah, maka menggunakan IP kelas B akan ada 65,434 IP yang tidak terpakai. Solusinya, kita bisa memecah sekumpulan blok IP address sebuah network menjadi beberapa kelompok blok IP yang lebih kecil yang disebut sub-network (subnet).

Subnetting dapat dilakukan dengan cara meminjam beberapa bit dari host-portion untuk kemudian dijadikan sebagai tambahan bit network-portion. Misalnya, network dengan prefix /24 dapat kita subnetting menjadi subnet ber-prefix /25 atau /26 dan seterusnya. Semakin banyak bit host yang dipinjam semakin banyak subnet yang dihasilkan dan semakin sedikit jumlah host tiap subnetnya.
Untuk setiap bit yang dipinjam dapat menggandakan jumlah subnet dengan ukuran yang sama, Rumus untuk menghitung jumlah subnet yang dihasilkan adalah 2n, dengan n adalah banyaknya bit yang dipinjam (bit subnet).

Penentuan network address tiap subnet yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara menghitung bilangan kelipatan terlebih dahulu menggunakan tabel berikut

Setelah ketemu bilangan kelipatannya, maka network address dari setiap subnet bisa diperoleh dengan mengoperasikan bilangan kelipatan tersebut pada oktet dimana terjadi subnetting.
Contoh, sebuah network kelas C 192.168.1.0/24 disubnet menjadi /26. Bit ke 26 berada pada oktet ke-4, berarti subnetting terjadi pada octet ke-4. Prefix /26 menunjukkan bahwa bit subnetnya adalah 2, yang berarti bilangan kelipatannya adalah 64. Network address setiap subnet bisa kita peroleh dengan mengoperasikan kelipatan 128 pada octet ke-4 (0, 64, 128, dan 192). Hasilnya :
  • 192.168.1.0/26
  • 192.168.1.64/26
  • 192.168.1.128/26
  • 192.168.1.192/26
Mengenal Pengertian dan Fungsi IP Adress sangat diperlukan bagi kita komputer mania yang ingin mempelajari seluk beluk komputer network atau jaringan. IP adress atau Internet Protocol adress tidak bisa lepas dari ilmu komputer jaringan. Untuk itu Mari Mengenal Pengertian dan Fungsi IP Adress atau Internet Protocol secara detail. Baik kita mulai dari pengertian atau definis terlebih dahulu. Pengertian IP Address IP address adalah sigkatan dari Internet Protocol addreess, yaitu suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat, misalnya komputer atau printer, yang terdapat di dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi. Fungsi IP Adress Fungsi IP address dibagi menjadi dua fungsi. Pertama, sebagai alat identifikasi host atau antarmuka jaringan. Kedua, sebagai alamat lokasi jaringan. Fungsi tersebut diilustrasikan sebagai “Sebuah nama untuk mengetahui siapa dia". Sebuah alamat untuk mengetahui di mana dia. Sebuah rute agar bisa sampai ke alamat tersebut.” Para pembuat sistem IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal sebagai Internet Protocol version 4 (IPv4) dan masih digunakan hingga sekarang. Tingginya tingkat pertumbuhan jumlah dan kapasitas jaringan internet menyebabkan dibutuhkannya sistem alamat yang mampu mengidentifikasi lebih banyak anggota jaringan, sistem pengalamatan yang baru diperkenalkan pada tahun 1995. Sistem tersebut dikenal sebagai IPv6. Oke, kita sudah mengenal Pengertian dan Fungsi IP Adress, sekarang mari kita perkaya lagi pengetahuan tentang IP adress dengan mengenalnya lebih dalam lagi. Format IP Address Sejatinya, pengalamatan IP address menggunakan bilangan biner. Akan tetapi, agar lebih mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, IP address ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh titik. Format penulisan ini disebut dotted-decimal notation. Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan bit) alamat IP. Kelas IP Address Oleh para administrator jaringan, IP address dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan, namun memiliki anggota sedikit. Network ID dan Host ID Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu network ID dan host ID. Network ID adalah bagian dari IP address yang menunjukkan di jaringan mana komputer tersebut berada sedangkan host ID menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Contoh pengalokasian IP address adalah sebagai berikut. Akan dibuat sebuah jaringan yang menghubungkan tiga buah komputer. Langkah yang dilakukan adalah menentukan network ID dan host ID. Network ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pada jaringan yang sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki network ID yang sama. Dengan begitu, sebagai contoh pemberian network ID untuk jaringan tersebut adalah 192.168.1.xxx. Host ID digunakan untuk menunjukkan suatu host dalam jaringan. Setiap antarmuka jaringan harus memiliki host ID yang unik. Misalnya, 192.168.1.1, 192.168.1.2, dan 192.168.1.3 Subnetting Subnetting adalah pemecahan jaringan yang diidentifikasi oleh IP address menjadi sebuah jaringan yang lebih kecil yang disebut sebagai subnet. Dengan kata lain, subnet adalah sebuah jaringan lokal di dalam jaringan lokal. Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi jaringan memerlukan lebih dari satu jaringan. Di antaranya, perbedaan teknologi tiap komputer atau alat, keterbatasan teknologi di beberapa terminal, keamanan data, dan hubungan point-to-point. Subnet mask adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dan host ID serta menunjukkan letak suatu host, apakah berada pada jaringan lokal (subnet tersebut) atau jaringan di luar (subnet tersebut)

Sumber : http://fadhilgalery.blogspot.com/2011/11/mari-mengenal-pengertian-dan-fungsi-ip.html
Copyright http://fadhilgalery.blogspot.com/

Selasa, 01 Oktober 2013

Pengertian Kabel Fiber Optic

Fiber Optic adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
Berdasarkan mode transmisi yang di gunakan Fiber Optic terdiri :
1. Step Index
2. Grade Index
3. Single Mode Kabel Fiber Optic tidak membawa signal elektrik,seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Sebagai gantinya, signal yang mewakili bit tersebut di ubah ke bentuk cahaya.
Kelebihan dari Fiber Optic di banding media kabel lainnya adalah dalam hal kecepatan transfer datanya yang sangat tinggi. Selain itu, Fiber Optic mampu mentransfer data pada jarak yang cukup jauh yaitu 2500 meter lebih tanpa bantuan perangkat Repeater, kabel ini tahan terhadap panas, ukuran kecil dan ringan. Kelebihan lainnya yaitu tahan terhadap interfensi dari frekuensi – frekuensi liar yang ada di sepanjang jalur instalasi. Kelemahan Fiber Optic ada pada tingginya tingkat kesulitan proses instalasinya dan mahalnya harga kabel Fiber Optic ini, Mengingat media ini menggunakan gelombang cahaya untuk mentransmissikan data maka Fiber Optic tidak dapat di install dalam jalur yng berbelok secara tajam atau menyudut. Jika terpaksa harus berbelok, maka harus di buat belokan yang melengkung.
Spesifikasi Pemakaian Fiber Optik :
* Indoor Cable
- Menggunakan LED sebagai sumber daya cahaya.
- Attenuetion 3,5 dB/km (kehilangan 3,5 dB perkilometer signal).
- Panjang gelombang cahaya yang di gunakan 850 nM (nano meter).
- Menggunakan Multimode, dapat melewatkan berbagai cahaya.

* Outdoor Cable :
- Menggunakan Laser sebagai sumber cahaya.
- Attenuetion 1 dB/Km.
- Panjang gelombang 1170 nM (nano meter).
- Monomode (single mode).

* Open Wire :
a). Biasa di gunakan untuk distribusi listrik.
b). Tidak punya perlindungan terhadap gangguan noise, pada komunikasi data.
c). Hanya dapat di gunakan untuk komunikasi data bila jaraknya kurang dari 20 ft.(6,1 m).
Struktur Dasar Fiber Optik
Kabel fiber di buat kaca yang di bungkus oleh penebat. Fiber optik menggunakan cahaya untuk menghantar sugnal, berbeda dengan kabel tembaga yang menggunakan signal elektronik. Informasi di transmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonversi signal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak di gunakan adalah LED atau Laser. Oleh karena itu fiber dapat menahan gangguan elektromagnet. Kabel fiber Optik sesuai di gunakan di kawasan yang banyak gangguan elektromagnet dan jarak yang jauh.
Secara garis besar fiber optik memiliki 3 struktur dasar, yaitu :
a. Core (Inti)
Berfungsi untuk menentukan cahaya perambat dari satu ujung ke ujung yang lain. Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas yang sangat tinggi, merupakan bagian utama dari fiber optic karena terjadi permabatan cahaya di sini. Diameternya adalah 10-50(simbol(mu)m), ukuran core sangat mempengaruhi fiber optik.
b. Cladding (Lapisan)
Berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Terbuat dari gelas dengan indexs bias lebih kecil dari core, merupakan selubung dari core, sangat mempengaruhi sudut kritis.
c. Coating (jaket)
Berfungsi sebagai pelindung mekanis dan tepat kode warna. Terbuat dari bahan plastic, berfungsi melindungi serat optic dari kerusakan.

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Untuk menghubungkan sebuah jaringan komputer menggunakan kabel, terdapat dua jenis kabel yang sering digunakan yaitu kabel stright-through dan kabel crossover. Perbedaan dari keduanya adalah susunan kabel yang berbeda. Sedangkan untuk fungsinya adalah jika kabel cross digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama. Misalnya saja PC dengan PC, HUB dengan HUB, Router dengan Router, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk fungsi kabel Stright yaitu untuk menghubungkan dua perangkat yang berbeda, misalnya saja PC dengan HUB, HUB dengan Switch, dan lain sebagainya.

Untuk Membuat Kabel UTP Straight dan Cross harus mempunyai alat-alat sebagai berikut :

1. Tank Crimping

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Tank Crimping adalah alat untuk memotong kabel UTP dan untuk menjepit ujung konektor,dan ini sangat penting sekali bagi kita yang ingin belajar cara mengcrimping kabel,alat ini bentuknya hampir sama dengan Tank biasa yang sering kita lihat atau temui.

2. Kabel UTP

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Kabel UTP kita gunakan untuk saling menghubungkan jaringan internet dan di dalam kabel UTP ini terdapat 8 helai kabel kecil yang berwarna-warni.

3. Konektor RJ-45

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Konektor adalah alat yang kita pasang pada ujung kabel UTP tujuanya agar kabel dapat kita pasang pada port LAN. Konektor RJ-45 harus dipasangkan pada ujung kabel UTP apabila tidak maka Kabel UTP tidak akan berguna.

4. Lan Tester

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Lan Tester adalah alat untuk menguji hasil crimpingan kabel kita, kalau krimpingan kita salah maka lampu di Lan Tester ini tidak akan menyala dan kalau hasil crimpingan kita sudah benar maka lampu di Lan Tester akan menyala dengan otomatis, jadi alat ini sangat berguna bagi kita untuk mengetahui hasil crimpingan kita.

Perbedaan antara kabel Straight dan Cross

Sebelum kita mulai membuat kabel ada baiknya kita mengetahui fungsi dari masing-masing kabel.

A. Kabel Straight

Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya.

Urutan standar kabel straight adalah seperti dibawah ini yaitu sesuai dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau kadang-kadang juga dipakai  sesuai  standar TIA/EIA 368A sebagai berikut:

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :

  1. Menghubungkan antara computer dengan switch
  2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
  3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
  4. Menghubungkan switch ke router
  5. Menghubungkan hub ke router

B. Kabel Cross

Kabel cross merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung lainnya. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Gambar dibawah adalah susunan standar kabel cross.

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Contoh penggunaan kabel cross adalah sebagai berikut :

  1. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
  2. Menghubungkan 2 buah switch
  3. Menghubungkan 2 buah hub
  4. Menghubungkan switch dengan hub
  5. Menghubungkan komputer dengan router

Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.

Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross

Setelah kita mengetahui fungsi dari masing-masing kabel, maka selanjutnya kita akan membuat kabel straight dan cross.

A. Cara Membuat Kabel Straight

1. Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm.

2. Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar gambar.

3. Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel,

4. Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar dengan posisi sebagai berikut:

Putih Orange - Putih Orange
Orange - Orange
Putih Hijau - Putih Hijau
Biru - Biru
Putih Biru - Putih Biru
Hijau - Hijau
Putih Coklat - Putih Coklat
Coklat - Coklat

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com


5. Lakukan crimping menggunakan crimping tools, tekan crimping tool dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah "menggigit" tiap-tiap kabel. biasanya akan terdengar suara "klik".

B. Cara Membuat Kabel Cross

Membuat kabel cross memiliki langkah yang hampir sama dengan kabel straight, perbedaan hanya terletak pada urutan warna dari kedua ujung kabel. Berbeda dengan kabel straight yang memiliki urutan warna sama di kedua ujung kabel, kabel cross memiliki urutan warna yang berbeda pada kedua ujung kabel.

Putih Orange - Putih Hijau
Orange - Hijau
Putih Hijau - Putih Orange
Biru - Biru
Putih Biru - Putih Biru
Hijau - Orange
Putih Coklat - Putih Coklat
Coklat - Coklat

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel ikut masuk kedalam konektor.

Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap - Feriantano.com

Langkah terakhir adalah mengecek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan Lan Tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada Lan Tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.

Referensi : http://lobbyinfo.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-kabel-utp-straight-dan.html
Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap
Title: Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap
Author: Feriantano S
Date: Senin, 05 Agustus 2013
Rating: 4.5

f t

Contact Person

Email : fericintasetia@gmail.com BBM : 53ebfe04 Facebook : Feri Xaverius Twitter : @Feri_khamdani

Sample Text

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget